Assalamu'alaikum Ayah bunda.
Anak merupakan amanah yang Allah titipkan kepada kita, sekaligus anugerah yang sudah sepatutnya untuk kita syukuri. Namun tahukah bahwa penjelasan mengenai kedudukan anak bagi orang tua terdapat dalam Al-Qur’an? Berikut 4 perspektif tentang kedudukan anak dalam Al-Qur’an:
1. Sebagai Kesenangan Hidup / Perhiasan Dunia (QS. Ali Imran : 14)
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."
Kehadiran anak dalam sebuah keluarga tentu membawa kebahagiaan bagi siapa saja yang menantikannya. Namun yang perlu diingat adalah jangan sampai kebahagiaan tersebut membuat kita lupa akan tugas sebagai orang tua yang juga merupakan hamba dari Sang Pencipta.
2. Sebagai Cobaan (QS. At-Taghaabun : 15)
إِنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَٰدُكُمْ فِتْنَةٌ
"...Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)"
Allah SWT tidak menciptakan dan mendatangkan sesuatu, kecuali pasti mengandung tujuan dan hikmah. Termasuk datangnya anak dalam kehidupan kita. Dalam proses mendidik anak, adakalanya kita belajar tentang kesabaran, tanggung jawab, kasih sayang dan tentunya berusaha membentuk karakter anak agar memiliki karakter yang baik sesuai ajaran Al-Qur’an dan As-Sunah.
3. Sebagai Musuh (QS. At-Taghabun : 14)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوَٰجِكُمْ وَأَوْلَٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَٱحْذَرُوهُمْ
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka..."
Anak bisa saja menjadi musuh bagi orang tua, ketika syurga sudah tidak lagi menjadi tujuan bersama. Anak mungkin menjadi penyebab lalainya kita dan membuat kita lupa akan tujuan diciptakannya kita di dunia.
4. Sebagai Penyenang Hati (QS. Al-Furqon : 74)
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
Dalam QS Al-Furqan ayat 74 terdapat do’a yang di dalamnya merupakan permohonan agar anak dan keturunan menjadi penyejuk hati. Anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua dan rajin beribadah dapat membawa ketenangan jiwa bagi orang tua. Karena doa anak yang sholeh akan sampai kepada orang tua, bahkan ketika kita, orang tuanya telah tiada.
Beberapa kedudukan anak dalam Al-Quran tadi tidak terlepas dari peran kita sebagai orang tua. Maka sudah seharusnya bagi kita untuk selalu memohon pertolongan Allah agar menguatkan kita dalam proses mendidik dan membimbing anak-anak kita. Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Commentaires